Pages

Kamis, 26 Mei 2011

Tatto Kosmetik Ternyata ........

Merias wajah biasanya sangat sering dilakukan oleh banyak wanita untuk menutupi kekurangan dari wajahnya dan telah menjadi gaya hidup. Namun, seiring berkembangnya teknologi, kini juga telah muncul tato kosmetik untuk wanita yang mampu dijadikan alternatif bagi wanita. Namun, apakah penggunaan seperti tato kosmetik ini aman untuk wajah?

Seperti dikutip dari laman The New York Times, tato riasan pada wajah memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih besar daripada tato pada bagian tubuh lainnya.

Keluhan paling populer usai tato kosmetik antara lain radang kulit, keloid, kulit melepuh, dan memunculkan tanda bekas luka. Bahkan, sejumlah penikmat tato kosmetik mengaku merasakan kulit seperti terbakar.
Terlepas dari kandungan kimianya, tato kosmetik juga seringkali memunculkan keluhan kesehatan akibat pemakaian oleh mereka yang tak memiliki keahlian khusus. Data Permanent Cosmetic menyebut, 90 persen bisnisnya adalah membetulkan kesalahan-kesalahan tato yang dibuat oleh orang-orang yang tidak terlatih.

“Anda bisa mendapatkan mesin tato dan pewarnanya di eBay, lalu dengan mudah membuat klinik kecantikan,” ujar Dr Charles Zwerling, seorang ophthalmologist dan penulis buku ‘Micropigmentation Millenium’. “Tidak ada yang bisa menjamin apakah orang tersebut benar-benar seorang ahli menato wajah atau tidak.”

Tidak sedikit pula kasus pembengkakan pada area wajah yang ditato. Bahkan, tato kosmetik memiliki risiko infeksi termasuk HIV/ AIDS, hepatitis, dan radang akibat penggunaan jarum yang tak steril. Ada pula keluhan alergi terhadap bahan pewarna yang digunakan.

Tato yang juga dikenal dengan micropigmentation ini, awalnya tercipta untuk menolong penderita alopecia. Sebuah kondisi yang membuatnya kehilangan rambut dan alis. Perkembangannya, tato ini dimanfaatkan membantu mempercantik korban kebakaran, penderita kanker, dan penderita parkinson.

Seiring perkembangannya, metode ini pun digunakan wanita untuk menutupi kekurangan wajahnya tanpa repotmenambahkan make up. Namun ternyata, tato kosmetik ini pun memiliki banyak kekurangan bahkan
bahaya tersendiri yang justru membuat pencintanya menyesal.

Menjadi cantik itu pilihan. Namun, Anda pun harus lebih bijak agar tidak memunculkan penyesalan di kemudian hari. Jika Anda ingin menato bagian alis, bibir, atau mata Anda, pastikan tempat yang Anda datangi
adalah tempat yang sudah memiliki izin dan memberikan Anda garansi kesehatan.

Source : Vivanews.com

Rabu, 25 Mei 2011

Jeruk Bisa Kurangi Resiko Serangan Jantung


Selain kaya akan vitamin C, jeruk ternyata juga bisa melindungi Anda dari risiko terkena serangan jantung. Sebuah peneliti dari Hebrew University mengungkap hal tersebut.

Tidak hanya berguna sebagai zat antioksidan, jeruk juga melindungi tulang dan gigi serta mengatur tekanan darah. Namun manfaatnya tidak berhenti sampai disitu, seperti yang dikutip dari Daily Mail, jeruk dapat memebantu menjaga arteri tetap sehat dan melindungi Anda dari serangan jantung.

Hasil penetian tersebut diungkapkan oleh peneliti dari Hebrew University, Yerusalem. Para peneliti melaporkan kepada majalah Chemical & Industry bahwa flavanon yang terkandung dalam jeruk tidak hanya mengurangi kadar kolesterol LDL buruk tetapi juga bisa meningkatkan rasio kolesterol HDL baik.

Mengonsumsi jeruk secara rutin mempengaruhi tingkat kolesterol dalam diri Anda dengan mengubah fungsi hati. Namun, bagi Anda yang kekurangan kolesterol, para dokter menyarankan untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak karena bisa mengacaukan efek obat.

Source : HealIndonesia

Dampak Negatif Lensa Kontak Pada Kesehatan Mata


Antusiasme wanita dalam penggunaan lensa kontak yang tidak biasa ternyata dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mata. Para ahli mata mengatakan bahwa lensa kontak bisa sebabkan kerusakan pada mata.

Seperti yang dikutip dari Genius Beauty, lensa kontak berwarna-warni banyak dijual bebas dan tanpa rekomendasi atau resep dokter mata. Hal tersebut dikarenakan permintaan tinggi dari para anak muda dan wanita dewasa yang ingin tampil seperti seleb atau karakter favorit mereka di film.

Lensa kontak yang terlalu menempel terlalu erat dapat menyebabkan mata kekurangan oksigen. Dan jika hal ini tidak segera diatasi, kemungkinan besar akan mengalami kerusakan pembuluh darah sehingga memperburuk penglihatan.

Hal tersebut diakui oleh Melanie Pickett, department of clinical ophthalmology di Indiana University. Pickett juga mengatakan penggunaan lensa juga bisa memberikan dampak terburuknya, yaitu hilangnya kemampuan melihat dalam waktu 24 jam setelah pemakaian.

Source : HealIndonesia

Teh = Minuman Kesehatan


Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas. 

Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. 

Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit. 

Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. 

Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. 


Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh. 

Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi. 
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau. 

Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung. 

Source : HealIndonesia