Pages

Kamis, 26 Mei 2011

Tatto Kosmetik Ternyata ........

Merias wajah biasanya sangat sering dilakukan oleh banyak wanita untuk menutupi kekurangan dari wajahnya dan telah menjadi gaya hidup. Namun, seiring berkembangnya teknologi, kini juga telah muncul tato kosmetik untuk wanita yang mampu dijadikan alternatif bagi wanita. Namun, apakah penggunaan seperti tato kosmetik ini aman untuk wajah?

Seperti dikutip dari laman The New York Times, tato riasan pada wajah memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih besar daripada tato pada bagian tubuh lainnya.

Keluhan paling populer usai tato kosmetik antara lain radang kulit, keloid, kulit melepuh, dan memunculkan tanda bekas luka. Bahkan, sejumlah penikmat tato kosmetik mengaku merasakan kulit seperti terbakar.
Terlepas dari kandungan kimianya, tato kosmetik juga seringkali memunculkan keluhan kesehatan akibat pemakaian oleh mereka yang tak memiliki keahlian khusus. Data Permanent Cosmetic menyebut, 90 persen bisnisnya adalah membetulkan kesalahan-kesalahan tato yang dibuat oleh orang-orang yang tidak terlatih.

“Anda bisa mendapatkan mesin tato dan pewarnanya di eBay, lalu dengan mudah membuat klinik kecantikan,” ujar Dr Charles Zwerling, seorang ophthalmologist dan penulis buku ‘Micropigmentation Millenium’. “Tidak ada yang bisa menjamin apakah orang tersebut benar-benar seorang ahli menato wajah atau tidak.”

Tidak sedikit pula kasus pembengkakan pada area wajah yang ditato. Bahkan, tato kosmetik memiliki risiko infeksi termasuk HIV/ AIDS, hepatitis, dan radang akibat penggunaan jarum yang tak steril. Ada pula keluhan alergi terhadap bahan pewarna yang digunakan.

Tato yang juga dikenal dengan micropigmentation ini, awalnya tercipta untuk menolong penderita alopecia. Sebuah kondisi yang membuatnya kehilangan rambut dan alis. Perkembangannya, tato ini dimanfaatkan membantu mempercantik korban kebakaran, penderita kanker, dan penderita parkinson.

Seiring perkembangannya, metode ini pun digunakan wanita untuk menutupi kekurangan wajahnya tanpa repotmenambahkan make up. Namun ternyata, tato kosmetik ini pun memiliki banyak kekurangan bahkan
bahaya tersendiri yang justru membuat pencintanya menyesal.

Menjadi cantik itu pilihan. Namun, Anda pun harus lebih bijak agar tidak memunculkan penyesalan di kemudian hari. Jika Anda ingin menato bagian alis, bibir, atau mata Anda, pastikan tempat yang Anda datangi
adalah tempat yang sudah memiliki izin dan memberikan Anda garansi kesehatan.

Source : Vivanews.com

Rabu, 25 Mei 2011

Jeruk Bisa Kurangi Resiko Serangan Jantung


Selain kaya akan vitamin C, jeruk ternyata juga bisa melindungi Anda dari risiko terkena serangan jantung. Sebuah peneliti dari Hebrew University mengungkap hal tersebut.

Tidak hanya berguna sebagai zat antioksidan, jeruk juga melindungi tulang dan gigi serta mengatur tekanan darah. Namun manfaatnya tidak berhenti sampai disitu, seperti yang dikutip dari Daily Mail, jeruk dapat memebantu menjaga arteri tetap sehat dan melindungi Anda dari serangan jantung.

Hasil penetian tersebut diungkapkan oleh peneliti dari Hebrew University, Yerusalem. Para peneliti melaporkan kepada majalah Chemical & Industry bahwa flavanon yang terkandung dalam jeruk tidak hanya mengurangi kadar kolesterol LDL buruk tetapi juga bisa meningkatkan rasio kolesterol HDL baik.

Mengonsumsi jeruk secara rutin mempengaruhi tingkat kolesterol dalam diri Anda dengan mengubah fungsi hati. Namun, bagi Anda yang kekurangan kolesterol, para dokter menyarankan untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak karena bisa mengacaukan efek obat.

Source : HealIndonesia

Dampak Negatif Lensa Kontak Pada Kesehatan Mata


Antusiasme wanita dalam penggunaan lensa kontak yang tidak biasa ternyata dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mata. Para ahli mata mengatakan bahwa lensa kontak bisa sebabkan kerusakan pada mata.

Seperti yang dikutip dari Genius Beauty, lensa kontak berwarna-warni banyak dijual bebas dan tanpa rekomendasi atau resep dokter mata. Hal tersebut dikarenakan permintaan tinggi dari para anak muda dan wanita dewasa yang ingin tampil seperti seleb atau karakter favorit mereka di film.

Lensa kontak yang terlalu menempel terlalu erat dapat menyebabkan mata kekurangan oksigen. Dan jika hal ini tidak segera diatasi, kemungkinan besar akan mengalami kerusakan pembuluh darah sehingga memperburuk penglihatan.

Hal tersebut diakui oleh Melanie Pickett, department of clinical ophthalmology di Indiana University. Pickett juga mengatakan penggunaan lensa juga bisa memberikan dampak terburuknya, yaitu hilangnya kemampuan melihat dalam waktu 24 jam setelah pemakaian.

Source : HealIndonesia

Teh = Minuman Kesehatan


Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas. 

Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. 

Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit. 

Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. 

Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. 


Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh. 

Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi. 
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau. 

Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung. 

Source : HealIndonesia 

Khasiat Bawang Putih

Dr. Yongxiang Zhang dari University of Tokyo, Jepang menyatakan bahwa kemampuan bawang putih menghambat kemerosotan otak dan sistem kekebalan pada hewan percobaan sangat mengesankan. Hal itu memang tidak berarti bahwa bawang putih mampu memulihkan masa muda atau sama sekali menghambat proses penuaan.

Tetapi setidaknya manfaat bawang putih membantu menghambat proses penuaan.
Di samping itu, menurut penelitian Memorial Sloan Kettering Cancer Center, bahan kimia SAMC yang terdapat pada bawang putih dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Dengan mengkonsumsi bawang putih, resiko terkena kanker dapat dikurangi. 

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya menjadi pertanda proses penuaan. Bawang putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama ajoene menolong mencegah penggumpalan darah. 

Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Perancis menduga, bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi. Tentunya dengan efek yang lebih lembut. Ia menemukan bahwa bawang putih bermanfaat untuk membantu melepaskan serotonin, yakni bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan serangkaian luas suasana hati dan tingkah laku termasuk kecemasan, murung, rasa sakit, agresi, stress, kurang tidur dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak cenderung berfungsi sebagai obat penenang yang menentramkan Anda, memudahkan tidur, dan meringankan kemurungan. Bawang putih menolong menormalkan sistem serotonin tersebut.

Source : HealIndonesia 

Radiasi Ponsel Turunkan Populasi Burung


Paparan medan listrik dari ponsel, jaringan Wi Fi, sistem daya listrik dan sebagainya dinyatakan mengganggu keseimbangan alam secara drastis. Sistem reproduksi binatang seperti burung dan lebah pun terganggu karenanya.

Demikian yang dinyatakan Dr Urlich Warnke, peneliti pengaruh medan listrik terhadap kehidupan liar. Dia akan mempresentasikan detail penelitiannya itu dalam konferensi di Radiation Research Trust at the Royal Society di London.

Dikutip detikINET dari Independent, Senin (8/9/2008), Dr Wanke mengklaim bahwa medan listrik yang makin besar diyakini jadi penyebab turunnya populasi burung pipit yang menyusut lebih dari separuh dalam 30 tahun terakhir di Inggris.

Dr Wanke yang juga akademisi di University of Saarland, Jerman ini memaparkan, medan magnet dan listrik natural yang ada di alam bertanggungjawab dalam evolusi makhluk hidup. Namun kini, teknologi manusia telah mengubah energi elektromagnet alam itu sehingga membuat binatang kebingungan.

Hasil penelitiannya mengungkap bahwa lebah yang terekspos medan listrik berlebihan saling bunuh satu sama lain. Selain itu sebagian dari lebah itu juga tak mampu menemukan jalan pulang. Hal ini memperkuat dugaan beberapa waktu lampau bahwa radiasi ponsel menurunkan populasi lebah.

Dr Wanke juga mengungkap penelitian di Spanyol dan Belgia di mana disimpulkan, populasi burung pipit yang terpapar radiasi menara BTS (base transceiver station) ponsel mengalami penurunan. Selain itu, burung-burung yang bermigrasi dalam formasi tertentu juga tiba-tiba bisa terpecah formasinya begitu mendekati menara BTS.

Source : HealIndonesia 

Selasa, 24 Mei 2011

Sinar Matahari yang Sehat adalah Siang, Bukan Pagi


Media massa dan sekolah kedokteran mengajarkan kepada Anda bahwa sinar matahari di siang hari adalah tidak baik untuk kesehatan, dan berjemur yang sehat adalah di pagi atau sore hari. Tapi tahukah Anda bahwa penelitian sains holistik modern justru menyatakan hal yang beda? Sains holistik modern menyatakan bahwa sinar matahari yang baik untuk kesehatan adalah di siang hari dan justru sinar matahari di pagi dan sore harilah yang tidak baik untuk kesehatan!

Sinar matahari atau ultraviolet terbagi menjadi 3 macam, yaitu UVA (ultraviolet A), UVB (ultraviolet B), dan UVC (ultraviolet C). Tapi yang paling utama adalah UVA dan UVB. Sinar UVA dan UVC adalah jenis sinar matahari yang bisa menembus kaca dan awan tipis serta merupakan sinar penyebab mutasi sel kanker. UVB adalah jenis sinar matahari yang tidak bisa menembus kaca tapi merupakan sinar yang membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh kita walaupun membuat kulit jadi lebih gelap.
.
Pembunuh yang Sebenarnya adalah UVA 

Dr. Dianne Godar dari Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM-nya Amerika, telah mengadakan penelitian yang mengindikasikan bahwa UVA kemungkinan bertanggung jawab sebagai penyebab epidemi melanoma (sejenis kanker kulit). Ini lain halnya dengan UVB yang memang membuat kulit kita tambah gelap tapi justru membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh kita.

UVA sanggup menembus kaca jendela, yang berarti Anda tetap terkena sinar ini ketika Anda di dalam ruangan atau di mobil. Justru UVB yang Anda butuhkan di situasi tertutup seperti ini tidak bisa menembus kaca bening apapun.

UVB dalam penelitian terlihat memilki efek melindungi kita dari melanoma. Dr. Godar mengemukakan bahwa kejadian melanoma berat lebih banyak dialami oleh pekerja di dalam ruangan, bukan di luar ruangan.
Rendahnya kadar vitamin D-lah yang meningkatkan resiko terhadap melanoma sedangkan kulit makin gelap karena terkena sinar matahari (UVB) mengurangi resiko terkena melanoma. Para pasien yang memaparkan diri sendiri ke UVB hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.

Baik UVA maupun UVB, keduanya menyebabkan kulit jadi lebih gelap, tapi yang paling “menggelapkan” adalah UVB (sinar baik). UVA menembus lebih ke dalam lagi di bagian kulit kita ketimbang UVB dan inilah yang memungkinkan timbulnya penuaan, kerut, dan kanker kulit.
.
Mengapa Cukup Terpapar Sinar Matahari Dapat Mengurangi Resiko Anda Terkena Kanker

Terpapar sinar matahari yang cukup sebenarnya dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Dan REALITA memperlihatkan bahwa melanoma berkurang pada orang-orang yang sering terkena sinar matahari, tapi malah meningkat pada yang memakai sunscreen.

Masyarakat dan komunitas medis konvensional tidak menyadari bahwa paparan sinar matahari yang CUKUP (tidak berlebihan) membantu terbentuknya vitamin D dalam kulit dan vitamin D inilah yang mengatur modulasi genetika kulit yang melindungi kita dari abnormalitas akibat paparan sinar matahari.

Tapi tahukah Anda bahwa sinar matahari tidak hanya melindungi kita dari kanker kulit melanoma, tapi juga 16 jenis kanker lainnya, termasuk kanker pankreas, paru, payudara, rahim, prostat, dan kanker usus!
.
Jika Anda memakai Sunscreen (Tabir Surya), Anda menghilangkan Manfaat Sinar Matahari 

Jika Anda selalu “sembunyi” dari sinar matahari bahkan selalu memakai sunblock atau sunscreen ketika Anda keluar di siang hari, kulit Anda tidak akan menghasilkan vitamin D dari paparan sinar matahari dan itu berarti Anda kurang perlindungan terhadap kanker.

Disamping itu, sunscreen hanya menghalangi UVB, sinar penyebab kulit gelap, sedangkan UVA (penyebab kanker tapi tidak menggelapkan kulit) tetap menembus kulit Anda. Sampai sekarang tidak ada sunscreen yang sanggup memblokir UVA dengan kadar yang tinggi.

Sinar UVA cukup konstan menyinari bumi sepanjang hari, tapi UVB yang baik untuk kesehatan kita sangat sedikit di pagi dan sore hari. Di siang harilah UVB terpancar sangat banyak.

Jadi jika Anda memutuskan untuk memakai sunscreen, pakailah yang bisa menahan UVA dan UVB tapi tidak mengandung dioxybenzone dan oxybenzone. Sedangkan bahan yang aman untuk menahan UVA dan UVB adalah titanium dioxide dan zinc oxide, yang merupakan bahan alami dan digunakan selama lebih dari 75 tahun sebagai sunscreen yang aman.

Tapi perlu diingat bahwa Anda tetap perlu terkena sinar matahari untuk beberapa saat untuk mencukupi kebutuhan vitamin D Anda.
.
Kapankah Waktu Terbaik untuk “Berjemur”? 

Waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat UVB untuk menghasilkan vitamin D adalah SESIANG MUNGKIN. Itu berarti antara jam 10 pagi sampai dengan 2 siang. Anda tidak perlu berlama-lama berjemur atau terpapar sinar matahari di jam-jam ini. Hanya perlu kira-kira 20 menit. Beberapa orang yang sensitif terkadang hanya perlu 10 menit terpapar sinar matahari. Makin gelap kulit Anda, makin lama pula Anda perlu terpapar sinar matahari.

Tapi ingat, jangan TERLALU LAMA terkena sinar matahari di siang hari, karena paparan BERLEBIH juga akan membakar kulit Anda!

Pada saat pagi dan sore hari, UVB tidak banyak terpancar sedangkan sinar “yang menguasai” di pagi dan sore hari adalah UVA, “si pembawa kanker”.

Source : HealIndonesia 

Kedelai = Malnutrisi ???


Ratusan uji ilmiah telah menghubungkan kedelai dengan malnutrisi, gangguan pencernaan, gangguan tiroid, penurunan fungsi otak, gangguan reproduksi, mental, sistem imun, asma, diabetes, penyakit jantung dan kanker. Berlawanan dengan kepercayaan umum jaman sekarang bahwa kedelai adalah makanan yang menyehatkan, banyak bukti ilmiah telah memperlihatkan sisi negatif dari kedelai.
.
Beresiko Memperparah Kanker

Sering diberitakan bahwa kedelai sangat bermanfaat untuk memerangi kanker. Kebenaran akan berita ini adalah ya dan tidak. “YA” MEMANG BERMANFAAT JIKA PRODUK KEDELAI TELAH TERFERMENTASI, “TIDAK” BERMANFAAT JIKA PRODUK TERSEBUT ADALAH NON-FERMENTASI.

Hasil suatu penelitian di tahun 1996, melaporkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi kedelai mengalami epithelial hyperplasia, yaitu suatu kondisi yang menandai kanker. Penelitian lanjutan yang dilakukan setahun kemudian, membuktikan bahwa genistein (salah satu jenis isoflavon) terbukti dapat menstimulasi kanker payudara. Karena itu, wanita yang berisiko dan pernah menderita kanker payudara sebaiknya waspada bila ingin mengonsumsi produk kedelai. Pilihan yang tepat adalah produk kedelai terfermentasi.
.
Mengganggu Hormon, Menyebabkan Ketidakstabilan Emosi dan Alergi

Sudah umum diketahui bahwa kedelai mengandung komponen “serupa” estrogen (hormon wanita). Banyak wanita yang mengalami pasca menopause menggunakan produk kedelai untuk membantu masalah kewanitaan mereka karena ketidakseimbangan hormon mereka. Kedelai sangat efektif dalam mensuplai hormone-hormon yang diperlukan.

Tapi yang perlu kita pertanyakan adalah jika kedelai dapat menyediakan hormon yang cukup untuk wanita paruh baya, apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN KEPADA BAYI? Apa jadinya jika kedelai yang dipenuhi hormon “serupa” hormon wanita ini RUTIN DIBERIKAN KE PRIA? Begitu juga apa jadinya jika RUTIN DIBERIKAN kepada para wanita muda yang MASIH CUKUP hormon estrogennya?

Penelitian mengenai dampak produk-produk kedelai bagi manusia telah berkembang selama lebih dari 40 tahun (penelitian dimulai tahun 60-an). Selama beberapa dekade ini, telah dilakukan banyak penelitian dari dampaknya terhadap serangga, tikus, burung, sampai dengan manusia. Dari penelitian-penelitian tersebut, didapati banyak efek negatif dari kedelai non-fermentasi.

Burung yang diberi makan kedelai memperlihatkan “PENDEWASAAN DINI” di usia 2 bulan, dimana seharusnya mulai dewasa di usia 18 bulan. Ini mengakibatkan burung-burung ini menua terlalu dini dan dengan demikian cepat mati di usia muda. Tapi bukan hanya itu saja, pada burung-burung ini juga menunjukkan adanya masalah tiroid, kemandulan, dan pertumbuhan tumor.

Phytoestrogen (komponen yang dikandung kedelai) dalam banyak penelitian TELAH KUAT DISIMPULKAN beresiko mengakibatkan  gangguan tiroid, gangguan sikap dan kanker. Theodore Kay dari Kyoto University Faculty of Medicine menekankan di tahun 1988 bahwa “pembesaran tiroid pada tikus dan manusia, terutama anak-anak, yang rutin diberikan kedelai telah diketahui selama setengah abad.”

Dua peneliti dari FDA (BPOM-nya Amerika), yaitu Daniel Doerge dan Daniel Sheehan, memprotes kebijakan FDA  itu sendiri yang mengijinkan klaim aman kedelai bagi kesehatan jantung. Dalam surat protesnya, mereka mengkhawatirkan akan keselamatan publik dimana komponen kedelai yang dipakai sebagai estrogenik (terapi hormon) dan obat-obatan goitrogenik (pengobatan untuk tiroid) diberikan label peringatan untuk berhati-hati bila memakainya, tapi kenapa produk-produk kedelai lainnya tidak.

Bukan sekedar permasalahan hormon saja, telah ditemukan adanya hubungan antara masalah perilaku anak-anak dengan produk kedelai. Produk kedelai yang diformulasikan bagi anak-anak mengandung tingkat mangan 50 kali lebih tinggi dibandingkan ASI. Dari sini menunjukkan bahwa tingkat mangan yang terlalu tinggi dalam susu formula kedelai adalah beracun bagi otak bayi. Penelitian ini menjawab salah satu kemungkinan dari naiknya tingkat penderita ADHD dan perilaku kasar yang ada selama ini. Mangan merupakan mineral dasar yang dibutuhkan oleh tubuh kita, tapi jika berlebihan akan mengakibatkan “sindrom keracuan mangan”.

Alergi juga menjadi kekhawatiran berikutnya. Kedelai adalah salah satu makanan penyebab alergi terkuat di jaman modern ini. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kedelai mengandung setidaknya 30 protein penyebab alergi. Apakah anak Anda menderita asma? Jika “Ya”, mungkin inilah saatnya Anda mengevaluasi kembali pola makan anak Anda.
.
Kandungan Berbahaya pada Produk Kedelai Non-Fermentasi

Produk kedelai terbagi menjadi 2 jenis, yaitu produk yang terfermentasi dan yang non-fermentasi. Produk terfermentasi adalah produk kedelai yang aman dan sangat baik buat kesehatan. Diantaranya adalah tempe, kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Tapi lain halnya dengan produk NON-FERMENTASI seperti misalnya tahu dan susu kedelai, karena produk ini masih banyak memiliki kandungan zat-zat berbahaya seperti:

A) Goitrogen – Ini adalah komponen yang mengganggu fungsi tiroid, dengan demikian menyebabkan hypotiroid pada individu yang sensitif dan juga beresiko menyebabkan kanker tiroid.
Ketika kita mengkonsumsi produk kedelai non-fermentasi sekali-dua kali, belum tentu langsung mengalami efeknya. Ada takaran tertentu baru kita akan terpengaruh. Berapakah takaran yang membahayakan kesehatan? Ini tergantung usia.
Berdasarkan Soy Online Service, bayi seharusnya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali. Bagi orang dewasa, hanya dengan 30 mg isoflavone (termasuk komponen goitrogen) per hari cukup mengganggu fungsi tiroid. Takaran isoflavon yang perlu diwaspadai ini ada pada 5-8 ons susu kedelai.

B) Asam Phytic – Kedelai mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng dalam saluran pencernaan.
Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan berfungsinya otak serta sistem syaraf. Ia berperan penting dalam mengendalikan mekanisme kadar gula darah dan dengan demikian melindungi dari diabetes. Ia juga diperlukan untuk menjaga kesuburan.
Seng adalah komponen kunci dalam berbagai enzim vital dan berperan banyak dalam sistem imun. Asam Phytic dalam kedelai tidaklah banyak dan bagi pria terkadang dibutuhkan. Jadi kandungan asam ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali bagi wanita yang sedang menstruasi dan juga bagi anak-anak.
Pada proses fermentasi kandungan asam phytic ini jauh berkurang sampai pada level aman untuk segala umur.

C) Penghambat Trypsin – Komponen negatif ini mengurangi kemampuan Anda mencerna protein. Memberi bayi dan anak Anda produk kedelai yang non-fermentasi secara teratur akan mengganggu pertumbuhannya. Kacang-kacangan lain yang memiliki kandungan penghambat trypsin yang tinggi adalah kacang lima.

D) Nitrat – Adalah komponen yang bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk pada saat pengeringan, dan zat beracun lysinoalanin terbentuk selama proses alkalin. Berbagai macam zat aditif buatan, terutama MSG (zat aditif yang merusak sel syaraf) telah ditambahkan pada produk kedelai untuk menyamarkan “aroma kacang”nya yang kuat dan memberikan rasa mirip daging.

E) Phytoestrogen – Biasanya dipakai untuk membantu mengurangi efek produksi estrogen yang rendah dalam tubuh, kini ditemukan sebagai faktor penyebab kanker payudara dan leukemia pada anak.

F) Aluminum – Dari beberapa penelitian telah diketahui adanya hubungan antara keberadaan aluminium dengan penyakit Alzheimer. Tapi tahukah Anda bahwa susu kedelai mengandung aluminium 11 kali (1100 persen) lebih banyak dibandingkan susu formula biasa?!

G) Mangan – Produk formula kedelai memiliki kandungan mangan berlebih bagi tubuh kita. Mangan dalam tingkat kecil sangat kita butuhkan untuk membantu sel tubuh kita mengumpulkan energi. Tapi jika berlebih, mangan bisa menyebabkan kerusakan otak seperti pada penyakit Parkinson.  Tingkat kandungan mangan di tiap susu bayi berbeda-beda, yaitu:
  • ASI mengandung 4-6 mcg/L.
  • Susu formula bayi biasa (dari sapi) mengandung 30-50 mcg/L.
  • Susu formula kedelai mengandung 200-300 mcg/L!!!
H) Terlalu Banyak Omega-6. Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan Omega-6 yang lebih banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara Omega-3 dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker, diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.
.
Dampak Bagi Anak Laki-Laki 

“Pubertas dini (yang disebabkan oleh produk kedelai) bisa meningkatkan resiko anak laki-laki menderita kanker testicular di saat menjelang dewasa, karena telah terpapar berbagai hormone seks terus menerus,” ujar Marcia Herman-Giddens , peneliti dari  University of North Carolina.  Ketidaknormalan pada saluran kencing mereka juga ditemukan dan beberapa penelitian akhir-akhir ini telah menemukan adanya beberapa cacat lahir lahir pada ibu-ibu vegetarian yang sering mengonsumsi kedelai.

Bagi orang dewasa, tubuh telah diperlengkapi dengan sempurna untuk menetralisir efek negatif kedelai non-fermentasi. Tapi lain halnya dengan bayi yang sistem endokrinnya masih belum sempurna. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ketika Anda memberi produk kedelai non-fermentasi pada bayi tiap harinya, itu sama saja memberikannya sesuatu yang SETARA DENGAN 5 KALI PIL KB DALAM SEHARI (BAGI ORANG DEWASA)!

Sistem endokrin bayi belum mampu mengatasi kandungan isoflavon berlebih yang ada pada produk kedelai non-fermentasi. Kandungan berlebih isoflavon memiliki sifat feminisasi, yang akan MENGAKIBATKAN UKURAN KELAMIN BAYI LAKI-LAKI JADI LEBIH KECIL DAN KECENDERUNGAN GENETIKA YANG MENGARAH KE HOMOSEKSUALITAS. Beberapa ahli mempersalahkan pengkonsumsian susu formula bayi sebagai salah satu faktor kecenderungan genetika anak laki-laki menjadi seperti perempuan. Anda tentu tidak ingin anak Anda memiliki kelainan yang satu ini bukan?
.
Dampak Bagi Anak Perempuan 

Produk formula kedelai mengandung tingkat hormon sebanyak 240 kali lebih tinggi diandingkan ASI!
Para endokrinologis anak-anak di tahun 1982 telah melaporkan hasil penelitian mereka yang mendapati adanya perkembangan payudara pada anak-anak perempuan dibawah delapan tahun. Dalam penelitian pertama yang melibatkan 130 anak perempuan, 68% menunjukkan  adanya perkembangan payudara sebelum mereka berusia 18 bulan! Para peneliti mendapatkan adanya hubungan antara ketidaknormalan ini dengan konsumsi produk-produk kedelai.

Anak-anak perempuan yang memasuki masa pubertas akan beresiko besar menderita kanker payudara dan juga kista rahim jika mengalami gangguan tiroid karena rutin mengonsumsi produk kedelai non-fermentasi.
.
Dampak Bagi Wanita Muda

Mungkin Anda terkejut jika saya mengatakan bahwa komponen phytoestrogen pada kedelai bisa meningkatkan resiko kanker payudara. Dr. Claude Hughes, direktur dari Women’s Health Center di Cedar-Sinai Medical Center, Los Angeles mengemukakan pendapat tentang komponen kimiawi pada kedelai,”Ia (phytoestrogen) dapat  mempercepat pembelahan sel-sel yang sudah menjadi kanker dari mengandalkan estrogen untuk pertumbuhan mereka (sel-sel kanker).”

Chanfeng Wang dan Mindy S. Kurzer, yang menulis “Phytoestrogen Concentration Determines Effects of DNA Synthesis in Human Breast Cancer Cells” mengatakan, “Data kami memperlihatkan adanya kemungkinan bahwa dalam kadar tertentu pada manusia, phytoestrogen, flavonoid dan lignan justru menstimulasi, bukannya menghambat, pertumbuhan tumor-tumor yang mengandalkan estrogen.”

Disamping itu juga didapati bahwa dua gelas susu kedelai sehari dalam satu bulan penuh, mengandung cukup komponen kimiawi yang dapat mengganggu siklus menstruasi wanita. Umum diketahui bahwa para wanita yang memakai pil-pil kontrasepsi lebih sering mudah marah-marah seiring adanya gangguan hormonal. Hanya dengan 100 gr dari produk kedelai, mengandung komponen estrogenik yang sama dengan satu pil kontrasepsi.
.
Dampak Bagi Pria Dewasa

Apa dampak phytoestrogen bagi pria? Para peneliti percaya bahwa kecenderungan menurunnya kesuburan pria bisa jadi dikarenakan adanya pemberian estrogen dari luar, termasuk phytoestrogen kedelai.  Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa phytoestrogen kedelai menghambat enzim yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormone testoteron (hormone pria).

Penelitian terhadap pejantan hewan-hewan juga telah banyak dilakukan, baik dari belalang sampai dengan cheetah. Dari penelitian-penelitian tersebut didapati bahwa kedelai mengakibatkan para pejantan ini kurang percaya diri, kurang agresif, hasrat seksual menurun, dan jumlah sperma  pun berkurang.

Dampaknya pada manusia terlihat lebih lambat daripada pada hewan. Tapi tetap saja berdampak negatif jika kedelai secara rutin diberikan pada pria.
Penelitian terlama akan dampak produk kedelai  dimulai di tahun 1965 dengan partisipan 8.006 pria Jepang-Amerika. Dalam penelitian ini mempertanyakan tentang 27 makanan dan minuman mereka. Setelah dimonitor dan diteliti bertahun-tahun lamanya, studi/penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pemberian tahu dengan “penuaan otak dini”, bahkan berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Dr. Lon White, peneliti dalam Honolulu Heart Program ini mengungkapkan bahwa dari 27 makanan yang diteliti, tahu-lah yang menunjukkan hasil konsisten berdampak negatif bagi otak pria-pria ini.

Lon White, akhirnya menyatakan, “Yang perlu ditekankan adalah ini semua (phytoestrogen ) bukanlah nutrisi. Mereka semua tergolong obat. Mereka memiliki beberapa manfaat dan juga beberapa kerugian.”
.
Bukankah Sejarah Asia Membuktikan Kedelai Baik untuk Kesehatan?

Pernyataan ini sebagian ada benarnya juga karena kedelai memang memiliki kandungan nutrisi yang banyak dan baik untuk kesehatan. Tapi ingat bahwa produk-produk kedelai baru bisa dikatakan 100% aman jika diproses secara fermentasi.

Terus apa yang salah? Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut.
Informasi yang mempromosikan produk kedelai selalu diarahkan pada kebiasaan makan orang Asia dan catatan sejarah kesehatan kita (orang Asia). Namun sayangnya, informasi ini kurang kritis dalam memberikan detail informasi akan kondisi bagaimana kedelai ditanam, karena hal ini mempengaruhi struktur kimia kedelai yang cenderung bertindak sebagai antiestrogen. Tekanan lingkungan, jamur, dan faktor lingkungan kedelai lainnya (termasuk fermentasi atau non-fermentasi) sangat mempengaruhi kandungan phytokimia kedelai yang berdampak pada kesehatan.

Detail bagaimana orang Asia menggunakan atau mengonsumsi kedelai kurang diperjelas. Normalnya, jauh sebelum masa-masa kedelai digombor-gemborkan sebagai produk yang sehat, pengkonsumsian kedelai bagi orang Asia masih tergolong sedikit dan biasanya dikombinasikan dengan sumber protein lain seperti daging sapi, babi, ayam, ikan, susu, dan telur. Gabungan dari protein hewan ini mempengaruhi struktur kimiawi makanan lain di dalam pencernaan kita.

Disamping itu, banyak produk-produk kedelai sebelum era modernisasi dikonsumsi dalam bentuk terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, dan kecambah. Proses fermentasi ini mengubah struktur kimia berbahaya kedelai menjadi hilang atau berkurang drastis.
Tapi jika dilihat dalam jaman sekarang, didapati bahwa tingkat penyakit Alzheimer lebih tinggi di orang-orang Asia dibandingkan di masyarakat negara lain.  Perlu diingat juga bahwa dulu (mungkin juga sampai sekarang) kita sebagai orang Asia menganggap tempe-tahu adalah makanan murahan dan tidak mengonsumsinya sebagai menu utama kita. Kita dulu lebih banyak mengonsumsi nasi, sayur, telur dan daging daripada produk-produk kedelai.

Seberapa banyakkah kedelai dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI? Sebenarnya tidak banyak, berbeda dengan klaim yang perusahaan sering nyatakan, kedelai sebenarnya tidak begitu banyak dikonsumsi oleh orang Asia SEBELUM MASA MODERNISASI. Studi historis menunjukkan bahwa orang Asia mengonsumsi kedelai ketika ada masalah finansial atau ketika adanya kekurangan sumber makanan lain. Dan disamping itu, banyak dari kedelai yang ada diproses secara fermentasi untuk menghilangkan efek racun kedelai.

Lain halnya dengan jaman sekarang, pemanfaatan kedelai lebih dipengaruhi oleh karena faktor keuntungan ekonomi dibandingkan karena faktor kesehatan. Amerika, Jepang, Indonesia, dan negara lainnya telah “membombardir” masyarakat dengan produk-produk kedelai. Tapi lain halnya dengan Switzerland, Inggris, Australia dan New Zealand, peringatan publik yang tegas telah diberikan kepada masyarakatnya untuk secara medis mewaspadai dan memonitor penggunaan kedelai bagi bayi dan wanita hamil.

Banyak dari para vegetarian di Amerika, Eropa, dan Australia mengonsumsi sekitar 220 gram tahu dan beberapa gelas susu kedelai per hari, dua atau tiga kali dalam seminggu. Tapi porsi ini sebenarnya berlebihan dibandingkan konsumsi orang Asia sebelum masa modernisasi. Orang Asia jaman dulu biasanya mengonsumsi kedelai dalam porsi kecil menyertai makanan lainnya. Kedelai juga bukan sumber protein utama orang Asia jaman dulu, termasuk susu kedelai.

Berdasarkan penelitian KC Chang, editor dari Food in Chinese Culture, total konsumsi kalori dari kedelai bagi orang Cina di tahun 1930 hanya 1,5%, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi daging babi sebanyak 65%.

Pernah mendengar promosi bahwa susu formula kedelai adalah aman karena bayi-bayi orang Asia telah mengonsumsinya selama berabad-abad? Pernyataan promosi ini juga salah, apalagi klaim bahwa susu kedelai lebih baik dibandingkan ASI. Yang benar adalah sejarah orang Asia JAMAN DULU menunjukkan bahwa bayi-bayi mereka sangat jarang diberikan susu kedelai.

Ernest Tso dalam tulisannya di Chinese Journal of Physiology tahun 1928, mengungkapkan bahwa susu kedelai dibeberapa daerah merupakan minuman penduduk asli di pagi hari, tapi sangat sedikit digunakan sebagai bagian dari menu utama bagi anak-anak.

Dalam tulisannya di tahun 1930, Dr RA Guy dari Department of Public Health di Peiping Union Medical College menyatakan bahwa susu kedelai tidak pernah secara umum diberikan kepada anak-anak mereka di Peiping. Minuman ini juga tidak dibuat sendiri di tiap rumah, melainkan dijual oleh pedagang keliling, dalam bentuk tidak kental dan panas, tapi diminum oleh orang-orang tua sebagai pengganti teh. Sebaliknya, susu kedelai pada masa itu dianggap tidak praktis dan susah untuk dipersiapkan bagi bayi-bayi mereka. Jadi, praktek pemberian susu kedelai bagi bayi-bayi orang Asia di jaman dulu adalah tidak umum. (Guy RA. Chinese Med J. 1936; 50:434-442).
.
Pengaruh Kedelai Buatan (GMO) Bagi Kualitas Kedelai

Lebih jauh lagi, kebanyakan kedelai jaman sekarang ditanam di lahan pertanian yang penuh dengan pestisida dan herbisida, dan banyak juga merupakan kedelai buatan (Genetically Modified). Menimbang faktor kedelai buatan, apakah ini berarti kedelai lokal aman dan tidak mengandung komponen kimia yang berbahaya buat kesehatan? Tidak juga. Kedelai asli maupun buatan (GMO) juga memiliki komponen kimia berbahaya jika tidak difermentasi, tapi GMO makin memperparah kondisi yang ada.

Ada yang berpendapat bahwa penelitian-penelitian yang menunjukkan hasil negatif kedelai adalah karena penelitian tersebut lebih banyak meneliti kedelai-kedelai buatan, bukannya kedelai asli seperti kebanyakan di Asia atau Indonesia. Tapi ini juga salah karena penelitian ilmiah mengenai dampak kedelai bagi kesehatan, telah dilakukan di TAHUN 60-AN DI BERBAGAI NEGARA EROPA DAN ASIA. Penelitian-penelitian ini juga menunjukkan dampak negatif kedelai yang pada masa itu masih alami, bukan GMO. Kedelai buatan atau GMO, baru ada di tahun 1995, diperkenalkan pertama kali oleh Perusahaan Monsanto.  Selain itu, di tahun 1997, hanya ada sekitar 8% kedelai buatan diproduksi di Amerika Serikat, tapi menjadi meningkat tajam di tahun 2006, yaitu 89%.
.
Apakah Tahu Aman?

Ada yang berpendapat bahwa tahu merupakan produk yang aman. Untuk hal ini saya berpendapat bisa “Ya”, bisa juga “Tidak”. “Ya” – aman, jika Anda tidak berlebihan atau RUTIN mengonsumsinya. “Tidak” aman, jika Anda melakukan sebaliknya. Kenapa demikian? Karena sepengetahuan saya, tahu merupakan produk kedelai non-fermentasi. Itu berarti tahu juga memiliki komponen kimia berbahaya (aluminium, mangan, phytoestrogen, dll) yang masih banyak. Begitu juga dengan susu kedelai.Tapi jika ada yang tahu bagaimana membuat tahu dan susu kedelai secara fermentasi, ini adalah kabar gembira dan saya harap Anda bisa membagikan rahasianya kepada saya.
.
Tapi Saya Merasakan Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan Saya

Iya memang benar tidak bisa dipungkiri bahwa produk kedelai, termasuk yang non-fermentasi, bisa membawa dampak positif bagi beberapa orang. Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah kedelai non-fermentasi (termasuk susu kedelai), jika RUTIN Anda konsumsi, SUATU HARI nanti akan membawa efek negatif bagi kesehatan Anda. Sesuai dengan yang dijelaskan di atas, kedelai non-fermentasi lebih cocok dikatakan sebagai obat serupa herbal dan bukan sebagai sumber nutrisi dalam keseharian kita. Anda harus bijaksana memanfaatkan produk-produk kedelai dilihat dari kebutuhan, proses, frekuensi, dan porsinya bagi Anda.

Hanya karena sebuah komponen yang ditemukan dalam makanan membantu satu bagian tubuh berfungsi dengan baik, tidak berarti bahwa komponen tersebut baik bagi seluruh tubuh. Saat memilih makanan dan minuman, pertimbangkanlah semuanya secara keseluruhan. ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU BAHAN YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN TERSEBUT. Contoh: susu sapi mengandung kalsium yang cukup tinggi, tapi ternyata susu sapi lebih cocok untuk anak sapi bukannya manusia dan LEBIH BANYAK membahayakan kesehatan dibandingkan manfaatnya.

Hukum yang sama juga berlaku yaitu ANDA TIDAK DAPAT MEMUTUSKAN APAKAH SUATU MAKANAN BAIK ATAU BURUK HANYA DENGAN MELIHAT DARI SATU MANFAAT YANG DIMILIKI MAKANAN TERSEBUT. Contoh: kopi baik untuk menghilangkan rasa kantuk dan menenangkan pikiran, tapi kopi JAUH LEBIH banyak membawa kerugian yang menghambat produksi melatonin, mengganggu pertumbuhan janin, memperburuk kondisi diabetes, dan meningkatkan resiko serangan jantung.

Di jaman sekarang, tidak ada makanan yang 100% sempurna. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Tapi sebagai bahan pertimbangan, nilailah prosentase baik dan buruk dari apa yang Anda konsumsi. Jika suatu makanan lebih banyak membawa kerugian dibandingkan keuntungan, adalah bijaksana jika Anda tidak mengonsumsinya (atau mengurangi pengkonsumsiannya).

Dari semua informasi yang ada mengenai manfaat kedelai, FAKTOR UANG SANGAT MENENTUKAN DI SINI, BUKAN FAKTOR KESEHATAN. Produk-produk kedelai lebih tepatnya bersifat sebagai obat, sama seperti herbal, dan bukan sebagai sumber nutrisi makanan keseharian kita.

Mungkin Anda tidak setuju dengan tulisan saya, tapi daripada bertanya dan berdebat panjang lebar dengan saya, saya sarankan Anda untuk melakukan penyelidikan sendiri. Jangan percaya begitu saja terhadap informasi yang pro maupun kontra terhadap produk-produk kedelai. Cari tahu dan selidikilah kebenarannya sendiri.

Dalam penyelidikan mengenai dampak kedelai, saya mendapati LEBIH BANYAK hasil uji ilmiah yang kontra-kedelai dibandingkan yang pro-kedelai. Dan uji ilmiah ini adalah FAKTA DAN PENELITIAN ILMIAH YANG TIDAK DIMANIPULASI. Lagipula, para peneliti yang kontra-kedelai toh TIDAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MATERI dari penelitian-penelitian mereka yang “melawan arus”. Jadi pertimbangan akan “conflict of interest” adalah tidak mungkin dalam kasus kontra-kedelai yang selalu memberitakan fakta-fakta negatif dari produk kedelai.

Informasi-informasi kontra-kedelai ini akan banyak Anda temui secara INTERNATIONAL, bukan nasional. Manfaatkan fasilitas internet dan Anda akan mendapati bahwa informasi kontra-kedelai jumlahnya sangat banyak dan mudah ditemukan.

Di sini saya tidak melarang Anda untuk mengonsumsi kedelai… Tidak. Saya hanya memperingatkan Anda terhadap PENGKONSUMSIAN PRODUK KEDELAI YANG TIDAK TEPAT. Pilihlah produk kedelai yang terfermentasi seperti misalnya tempe, kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Mereka adalah produk-produk kedelai terfermentasi yang baik untuk kesehatan.

Source : HealIndonesia 

Sering Makan Gorengan & Daging Merah Bisa Memicu Kanker Usus


Salah satu penyebab terjadinya kanker usus besar (kanker kolon) adalah akibat pola makan yang salah. Ternyata sering mengonsumsi gorengan dan juga daging merah bisa memicu terjadinya kanker usus besar.

“Dari pagi masyarakat sudah disuguhi gorengan dengan minyak yang dipakai berkali-kali dan mengandung racun yang bisa merusak dinding usus,” ujar Dr Aru W Sudoyo, MD, PhD, FACP dalam acara Patient Gathering Sanofi Aventis ‘Kanker Usus Besar Bisa Dicegah’ di Hotel Sahid Jaya, Sabtu (14/5/2011).

Dr Aru menuturkan dalam membuat gorengan biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang-ulang sehingga mengandung racun dan juga radikal bebas. Selain itu minyak sendiri juga bisa memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus, asam empedu ini bisa mengiritasi usus.

“Daging merah yang dimasak pada suhu tinggi bisa menghasilkan senyawa acrylamid yang dapat menyebabkan kanker,” ujar dokter yang menjabat sebagai ketua PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Dr Aru menuturkan ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko dari kanker usus besar ini yaitu:
  1. Diet rendah serat dan tinggi lemak.
  2. Usia, umumnya meningkat pada kelompok usia di atas 50 tahun.
  3. Adanya polip pada kolon atau usus besar.
  4. Adanya riwayat kanker usus besar dalam keluarga.
  5. Mengidap penyakit radang usus yang tidak diobati.
  6. Kebiasaan mengonsumsi daging merah.
  7. Kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan dan ikan.
  8. Kurang melakukan aktivitas fisik.
  9. Kelebihan berat badan atau overweight.
  10. Memiliki kebiasaan merokok.
Kanker usus besar adalah suatu keganasan yang terjadi di dalam usus besar sampai dengan dubur dan lebih banyak menimpa kaum laki-laki. Diperkirakan sekitar 75 persen penderita kanker usus besar tidak sadar kalau ia terkena penyakit tersebut, karena gejalanya tidak langsung terlihat tapi baru muncul setelah bertahun-tahun kemudian.

“Jenis kanker ini merupakan yang paling bisa dicegah (most preventable) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan,” ujar dokter yang lahir di Washington DC 59 tahun silam.

Gejala yang muncul dari kanker usus besar umumnya adalah:
  1. Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan adanya darah pada feses saat buang air besar.
  2. Perubahan pola buang air besar seperti menjadi keras, lembek atau kotorannya kecil-kecil.
  3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang.
  5. Perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar.
  6. Kadang muncul beberapa gejala umum seperti sembelit, rasa sakit atau kembung di perut.
Deteksi dini bisa dengan melakukan pemeriksaan feses untuk mencari darah samar, melakukan kolonoskopi atau melakukan pemeriksaan feses untuk DNA testing (pemeriksaan ini lebih sensitif). Umumnya kanker ini bergerak secara perlahan-lahan dan diam-diam, memerlukan waktu sekitar 15-20 tahun untuk berkembang, sehingga sangat penting untuk terdeteksi secara dini.

“Kebanyakan masyarakat enggan untuk pergi memeriksakan gejala kanker usus besar ke dokter karena malu atau bahkan tidak berpikir dirinya mungkin terkena kanker ini. Padahal deteksi jenis ini merupakan prosedur yang paling mudah dan sederhana,” ujar Dr Ibrahim Basir, SpB-KBD dari FKUI-RSCM.
Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini dan skrining untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan harapan hidup, karena penyakit ini bisa disembuhkan jika ditemukan secara dini serta bisa dicegah dengan pola hidup yang baik dan sehat.

Source : HealIndonesia 

Benarkah Pisang Bisa Menghambat Virus AIDS?


Berbagai cara dilakukan peneliti agar bisa menghentikan penyebaran virus HIV AIDS. Ternyata buah pisang diduga kuat memegang peran kunci dalam perawatan baru melindungi diri dari virus AIDS.

Dalam percobaan di laboratorium, peneliti menemukan salah satu bahan yang terkandung di pisang yaitu BanLec memiliki potensi yang sama kuat dengan dua obat anti-HIV.
Peneliti percaya ini bisa digunakan sebagai terapi murah dan berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa. Bahan BanLec yang terkandung tersebut adalah lectin, yaitu suatu bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuhan dan berguna untuk melawan infeksi.
Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa lectin yang terkandung dalam buah pisang dapat menghambat infeksi HIV dengan cara menghalangi masuknya virus ke dalam tubuh. BanLec bekerja pada protein amplop (envelope) yang membungkus bahan genetik dari HIV.
“Masalah yang selama ini terjadi pada beberapa obat HIV adalah kemampuan virus untuk bermutasi sehingga menjadi resisten (kebal). Tapi hal ini akan sulit terjadi jika ada kehadiran lektin,” ujar ketua peneliti Michael Swason dari University of Michigan, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (17/3/2010).

Swason menambahkan lectin dapat mengikat gula yang ditemukan pada tempat berbeda dari envelope HIV-1 dan kemungkinan hal ini dapat membuat virus sulit untuk melakukan mutasi. Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam Journal of Biological Chemistry.

Berdasarkan percobaan di laboratorium peneliti mendapatkan BanLec bisa berfungsi sama efektifnya dengan dua obat anti-HIV yang saat ini masih digunakan yaitu T-20 dan maraviroc. Saat ini Swason dan tim sedang mengembangkan suatu proses untuk mengubah BanLec dan membuatnya agar cocok digunakan untuk pasien manusia.

Para peneliti percaya bahan ini bisa digunakan sendiri atau digunakan bersama-sama dengan obat anti-HIV. Bahkan obat ini diyakini akan cukup sukses dan potensial untuk menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Saat ini penyebaran infeksi HIV baru semakin meningkat dan diketahui belum semua pasien HIV bisa mendapatkan obat anti-HIV.

“HIV masih merajalela di Amerika Serikat dan bahkan di beberapa negara miskin hal ini terus menjadi masalah yang berkepanjangan. Karena HIV dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya,” ujar Prof David Marvovits dari University of Michigan Medical School.

Source : HealIndonesia 

Susu Formula Beresiko Menyebabkan Otak tak Berkembang


Pemberian susu formula pada bayi baru lahir ternyata memberi risiko yang tak ringan. Otak bayi berpotensi tidak berkembang akibat terlalu banyak mengkonsumsi susu formula.

”Risiko sistem jaringan otak tidak terbangun sebesar 20 persen,” kata Penasihat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) DKI Jakarta, Sri Purwanti Hubertin, Senin (23/8).
Hubertin mengatakan bahwa kandungan susu formula tidak sebaik kandungan nutirisi yang terdapat di dalam air susu ibu (ASI). Dia mencontohkan taurin, asam amino rantai panjang, untuk proses maturasi otak banyak terdapat di ASI dan hanya sedikit terkandung pada susu sapi.

Protein whey yang mudah diserap oleh usus bayi dan digunakan 100 persen oleh tubuh ada pada ASI. 65 Persen protein ASI berjenis whey sedangkan pada susu formula kandungan protein whey maksimal hanya 20 persen dan sisanya protein casein. Whey protein diketahui mengandung enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan, dan pembawa zat gizi.

Dalam sebuah artikel Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) disebutkan susu formula lebih banyak mengandung protein casein hingga 80 persen yang sulit dicerna usus bayi yang pada akhirnya dibuang oleh bayi. Pembuangan protein casein tersebut lewat ginjal. Sehingga ginjal bayi sudah dipaksa untuk membuang casein.

Ginjal bayi yang sudah bekerja membuang protein casein, dikatakan Hubertin, menjadi salah satu pemicu banyak kasus gagal ginjal terjadi pada anak. Ia mencontohkan saat ini anak usia 14-15 tahun ada yang sudah menderita gagal ginjal.

”Risiko lain dari konsumsi susu formula adalah mudahnya terjadi pengapuran pada pembuluh darah,” kata Hubertin. Karena lemak di dalam ASI selain sebagai nutrisi juga membentuk enzim penghancur lemak yang tidak diperlukan tubuh. Pada susu formula enzim penhancur tidak terbentuk sehingga lemak berdiam di dalam tubuh yang menyebabkan pengapuran pada pembuluh darah. ”Yang terlihat saat ini banyak orang stroke muda. Salah satu penyebabnya adalah pengapuran yang terjadi pada pembuluh darah,” tutur dia.

Beberapa risiko tersebut menyebabkan pemberian ASI sangat penting bagi bayi baru lahir. Ibu harus paham betapa pentingnya ASI bagi bayi. Namun Hubertin menyayangkan masih banyak petugas kesehatan maupun fasilias kesehatan yang belum menyadari pentingnya ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sehingga mereka kurang mendorong pemberian ASI pada bayi baru lahir.

Source : HealIndonesia